Petatas Panggang: Cita Rasa
Petatas Panggang: Cita Rasa Tradisional Papua Barat, Indonesia memiliki kekayaan kuliner yang sangat beragam, tersebar dari Sabang hingga Merauke. Salah satu kuliner yang masih jarang dikenal luas namun menyimpan kelezatan dan nilai budaya tinggi adalah Petatas Panggang, makanan khas dari Papua Barat. Petatas, sebutan lokal untuk ubi jalar, merupakan sumber karbohidrat utama masyarakat Papua yang mudah ditemukan di tanah pegunungan tinggi.
Di tengah maraknya makanan modern, Petatas Panggang menjadi simbol ketahanan pangan lokal dan warisan leluhur yang patut dilestarikan. Artikel ini akan membahas sejarah, nilai gizi, cara pembuatan, hingga variasi resep Petatas Panggang agar dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
Asal-Usul Petatas Panggang
Petatas adalah bahan pangan yang telah dikonsumsi masyarakat Papua sejak ratusan tahun lalu. Dalam masyarakat adat, ubi jalar menjadi bagian penting dari kegiatan sehari-hari, baik sebagai makanan pokok maupun sebagai bagian dari ritual adat. Petatas biasanya ditanam secara tradisional di ladang-ladang berpola tanam tumpangsari dan tidak memerlukan teknologi tinggi.
Tradisi memanggang petatas dilakukan dengan cara yang sangat khas: dibakar di atas batu panas dalam lubang tanah, metode yang disebut “barapen” oleh suku Dani dan suku-suku lain di dataran tinggi Papua. Barapen bukan sekadar cara memasak, tapi juga sarana berkumpul, berbagi, dan mempererat kebersamaan antarwarga.
Nilai Gizi Petatas
Petatas atau ubi jalar memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Dalam 100 gram petatas, terkandung:
- Kalori: sekitar 90 kkal
- Karbohidrat: 20–24 gram
- Serat: 3 gram
- Vitamin A (dari beta-karoten): tinggi, terutama pada ubi jalar oranye
- Vitamin C dan B6
- Antioksidan alami
- Kalsium dan zat besi
Petatas tidak mengandung gluten dan memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibanding nasi putih, sehingga baik untuk penderita diabetes dan menjaga kestabilan gula darah.
Resep Tradisional Petatas Panggang
Bahan-Bahan:
- 5–6 buah ubi jalar segar ukuran sedang (petatas, bisa oranye, putih, atau ungu)
- Daun pisang secukupnya (opsional untuk aroma)
- Garam secukupnya
- Air secukupnya untuk mencuci
Cara Pembuatan:
- Cuci bersih petatas dari tanah dan kotoran. Tidak perlu dikupas agar mempertahankan nutrisi dan rasa alami.
- Panaskan bara api atau gunakan oven jika di rumah. Secara tradisional, petatas dibakar di atas batu panas.
- Bungkus petatas dengan daun pisang untuk menjaga kelembapan (opsional).
- Panggang selama 30–45 menit, bolak-balik agar matang merata.
- Petatas yang sudah matang akan beraroma harum, kulitnya menghitam, dan bagian dalamnya lembut.
Kupas kulit petatas dan sajikan hangat, bisa disantap langsung atau bersama sambal ikan teri, ikan asap, atau daun singkong rebus.